Minggu, 15 Februari 2009

Jumat, 13 Februari 2009

Kamis, 12 Februari 2009





Kamis, 12 Februari 2009 | 13:14 WIB

Laporan wartawan Kompas.com Inggried Dwi Wedhaswary

JAKARTA, KAMIS — Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Tedjo Edhi Purdjianto mengharapkan Departemen Luar Negeri tertantang untuk menyelesaikan masalah Pulau Miangas dengan Filipina. Hal itu menurutnya untuk mencegah terjadinya kasus yang sama seperti saat lepasnya Sipadan dan Ligitan beberapa tahun silam.

"Kami berharap Deplu merasa tertantang untuk selalu membicarakan masalah ini. Contohnya mengenai perbatasan yang sering kita bicarakan dengan Singapura, sekarang sudah ada kesepahaman dan disetujui batas wilayah kita (Indonesia) dengan Singapura. Kita harap demikian juga dengan Filipina," kata Tedjo disela-sela rapat dengar pendapat dengan Komisi I, Kamis (12/2) di Gedung DPR.

Jika Deplu merasa tertantang, harapannya bisa dilakukan pembicaraan secara diplomatis dengan Filipina. "Ini domain Deplu," tuturnya.

Tedjo mengaku, pasukan TNI AL yang melakukan pengamanan di wilayah perbatasan cukup akrab dengan angkatan laut Filipina. Saat ini TNI AL melakukan patroli bersama Philipine Navy. Namun, tidak ada pembicaraan mengenai klaim batas wilayah. "Filipina tidak bisa mengklaim secara otomatis bahwa itu adalah wilayah dia," kata dia.

Tedjo menjelaskan, Miangas merupakan pulau yang berbatasan dan dekat dengan Filipina. Akan tetapi, secara geografis masih berada di wilayah Indonesia. "Itu adalah titik dasar pengembangan wilayah laut kita ke depan. Namun, Filipina mengukur juga bahwa ada wilayah lautnya dia," ujar Tedjo.